Kedutaan Besar Prancis Selenggarakan Ocean Week pada 16-21 Juni 2025

IndonesianJournal.id, Jakarta – Prancis menjadi tuan rumah Konferensi Kelautan PBB yang ketiga di Nice (9-13 Juni) dan menjadi ketua bersama Kosta Rika. Oleh karena itu, Kedutaan Besar Prancis – Institut français d’Indonésie (IFI), bersama para mitra, mendedikasikan satu pekan khusus untuk lautan, yang dilabeli Ocean Week.
Prancis sangat peduli dengan berbagai tantangan yang dihadapi lautan. Itulah sebabnya Prancis mempertahankan sikap ambisius di panggung multilateral, misalnya dengan memprakarsai High Ambition Coalition for the Oceans (Koalisi Ambisi Tinggi untuk Samudra). Meskipun Prancis merupakan tuan rumah bagi wilayah laut terbesar kedua di dunia, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang berarti bahwa Dialog Maritim Indonesia-Prancis menjadi semakin relevan.
Ocean Week ini dimulai dengan kegiatan Plastic Collage (Kolase Plastik) pada hari Senin, 16 Juni (18:00-21:00), yang diselenggarakan dalam kemitraan dengan OceanKita. Permainan interaktif selama tiga jam ini diselenggarakan dengan tujuan untuk lebih memahami krisis polusi plastik dan mencari solusi bersama. Mengingat sekitar 20 juta ton sampah plastik bocor ke lautan setiap tahunnya, polusi plastik merupakan masalah kesehatan, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang serius.
Sebagai bagian dari rangkaian acara ini, Conversation Club (Klub Percakapan) berlangsung pada hari Rabu, 18 Juni (16:00-18:00) di perpustakaan IFI. Lokakarya interaktif ini memberi kesempatan kepada para peserta untuk mempelajari kosakata bahasa Prancis dan terlibat dalam berbagai diskusi menarik yang berhubungan dengan laut.
Acara utama dari Ocean Week ini adalah konferensi yang berlangsung pada Kamis, 19 Juni (15:30-17:30) di auditorium IFI. Dibuka oleh Y.M. Fabien Penone, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Blue Talk ini berfokus pada pentingnya kawasan konservasi laut, karena lautan merupakan harta karun keanekaragaman hayati terbesar di bumi dan penyerap karbon yang sangat penting untuk mengatur iklim. Oleh karena itu, laut memainkan peran kunci dalam memerangi perubahan iklim. Melindungi lautan, juga menghasilkan keuntungan ekonomi jangka panjang bagi masyarakat pesisir melalui peningkatan perikanan berkelanjutan dan pengembangan ekowisata. Melestarikan laut secara efektif sejalan dengan pengembangan mata pencaharian yang berkelanjutan untuk semua. Para pembicara yang hadir antara lain aktris dan aktivis Prilly Latuconsina, Meizani Irmadhiany (Senior Vice President Konservasi Indonesia), Hendra Yusran Siry (Senior Adviser Menteri Bidang Ekologi dan Sumber Daya Kelautan), Arisetiarso Soemodinoto (Senior Adviser Rekam Nusantara), Yann Martres (Country Director French Development Agency), dan Budiati Prasetiamartati (Direktur Program Kelautan Konservasi Indonesia).
Pada malam yang sama, pada hari Kamis 19 Juni (19:00-20:30), film klasik “Stormy Waters” (1941), yang dibintangi oleh Jean Gabin yang ikonik, diputar di auditorium IFI. Film yang berfokus pada kapten kapal tunda ini akan menunjukkan bagaimana lautan telah menjadi sumber inspirasi sepanjang sejarah perfilman. Film ini akan ditayangkan dalam bahasa Prancis dengan takarir bahasa Inggris.
Pekan yang penuh kegiatan ini diakhiri dengan dua kelas memasak yang menyoroti dua resep makanan laut dan ikan Prancis, dengan Chef Simon Baudoin dari Prancis. Kelas-kelas ini diselenggarakan di Kitchen Lab IFI pada hari Jumat, 20 Juni (15:00-18:00) dan Sabtu, 21 Juni (10:00-13:00). Semua kegiatan ini gratis, kecuali untuk kelas memasak