x
Seni

Pameran Foto Dan Dialog Budaya bertajuk “Tato Iban Bejalai” 11-12 Oktober 2025 di PLBN Kalbar

Pameran Foto Dan Dialog Budaya bertajuk “Tato Iban Bejalai” 11-12 Oktober 2025 di PLBN Kalbar
  • PublishedOctober 26, 2025

IndonesianJournal.id, Kalimantan Barat – Tato bagi masyarakat adat merupakan bagian dari kehidupan. Seiring dengan perkembangan waktu, tato masyarakat adat di Indonesia mulai berkurang. Kekhawatiran hilangnya tato adat yang ada di Indonesia membuat orang-orang muda di Kalimantan membentuk sebuah kegiatan bertujuan untuk menjaga kelestarian dan memperkenalkan tato. Orang muda masyarakat adat Dayak Iban menggaungkan kembali tato Iban sebagai identitas budaya.

Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau menjadi ruang ekspresi budaya masyarakat perbatasan melalui kegiatan Pameran Karya Foto, Ekshibisi, dan Dialog Budaya bertajuk “Tato Iban Bejalai” yang berlangsung selama dua hari, 11–12 Oktober 2025, di Aula Pasar Wisata PLBN Badau. Pameran ini menjadi ruang ekspresi budaya dan melestarikan tradisi Tato Iban (pantan/uker) sekaligus memperkenalkan kembali warisan leluhur.

Kegiatan budaya ini mendapat dukungan penuh dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XII Kalimantan Barat. Kepala BPK Wilayah XII, Juliadi, S.S., M.Sc, yang turut hadir dan membuka acara secara resmi, menilai kegiatan ini sebagai momentum penting dalam memperkuat semangat pelestarian budaya lokal serta menumbuhkan kebanggaan terhadap warisan leluhur.

Kegiatan ini melibatkan berbagai tokoh adat, seniman, dan akademisi dari Indonesia dan Malaysia. Selain menjadi ruang pelestarian budaya, kegiatan ini juga menjadi momentum memperkuat rasa bangga terhadap warisan leluhur yang mulai tergerus modernisasi.

Dalam tradisi Dayak Iban, tato bukan sekadar hiasan tubuh. Setiap motif memiliki makna mendalam yang mencerminkan perjalanan hidup dan pencapaian seseorang. Ketua Panitia, Alberto D. Prawira, menjelaskan bahwa tato Iban adalah simbol pengalaman hidup dan keberanian seseorang. “Tato Iban bukan sekadar hiasan tubuh. Ia adalah simbol keberanian, keahlian, dan pengalaman hidup. Setiap motif, seperti bunga terung, buah andu, ketam itit, ketam tukung, uker degok, pala gajah, buah engkabang / engkabang rarah, pala tumpa, kala hingga nabau, memiliki makna mendalam yang mencerminkan karakter serta perjalanan hidup pemilik tatonya,” ujar Deo.

Pemilihan PLBN Badau sebagai lokasi pameran memiliki makna simbolis. Sebagai pintu gerbang Indonesia di perbatasan, PLBN bukan hanya menjadi tempat lintas batas negara, tetapi juga jembatan budaya. Kepala PLBN Badau, Wendelinus Fanu, menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan ini. “Kami menyambut baik pameran ‘Tato Iban Bejalai’. Ini bukan hanya pelestarian seni tradisi, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap identitas masyarakat perbatasan yang kaya nilai budaya dan sejarah,” ungkapnya.

Karya foto motif tato Iban yang dipamerkan akan diserahkan kembali kepada keluarga pemilik tato, sebagai bentuk tanggung jawab moral dan kenangan budaya yang akan terus bercerita kepada generasi berikutnya.

Pameran juga menghadirkan sejumlah seniman tato terkemuka seperti Verdinandus Muling dan Agustinus Apat asal Sungai Utik, Panggau Tattoo Studio dari Putussibau, serta Rata Tatuk asal Sekadau. Sementara itu, dialog budaya menghadirkan narasumber budaya Klaudius Kudi (Sungai Utik), Andreas Verro (Badau), Dinata William (Batang Lupar), dan akademisi Dr. Louis Ringah Kanyan, Dekan Fakultas Seni Gunaan dan Kreatif Universiti Malaysia Sarawak. Dalam dialog budaya tersebut, peserta diajak memahami filosofi tato Iban sekaligus tantangan pelestariannya di tengah arus modernisasi dan globalisasi yang semakin kuat.

Melalui diskusi dan ekshibisi, pameran ini mengajak generasi muda untuk mengenal kembali filosofi tato Iban yang sarat nilai keberanian, ketekunan, dan spiritualitas. Selain memperlihatkan keindahan visual tato, kegiatan ini juga menyoroti pentingnya pelestarian budaya lokal di tengah derasnya arus modernisasi. Kegiatan Tato Iban Bejalai diharapkan menjadi agenda budaya tahunan yang memperkuat diplomasi kebudayaan di wilayah perbatasan serta menumbuhkan rasa bangga terhadap kearifan lokal masyarakat adat Dayak Iban.

Written By
Tim Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!