IndonesianJournal.id, Jakarta – Tiga sektor manufaktur inti di Indonesia memiliki peran krusial dalam mencapai target emisi karbon nol bersih sebelum tahun 2050. Data ini terungkap dalam laporan baru oleh Climateworks Centre dari Monash University.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa sektor kimia, tekstil, serta makanan dan minuman, yang memiliki konsumsi energi tinggi, akan mendapatkan manfaat yang paling besar dari penerapan langkah-langkah keberlanjutan.
Petra Christi, Senior Analyst Climateworks sekaligus ketua tim penulis laporan tersebut, menyatakan bahwa temuan ini dapat berfungsi sebagai cetak biru bagi industri manufaktur yang lebih luas.

“Sebagai salah satu pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, industri-industri manufaktur yang melihat keberlanjutan sebagai peluang strategis dapat meraih manfaat terbaik dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia yang lebih rendah karbon di masa depan,” tambah Petra.
Luke Brown, Head of Policy dan Engagement Climateworks, mengatakan bahwa menarik investasi baru dan mengeksplorasi cara-cara terkini dalam menjalankan industri yang sudah ada akan memperkuat agenda iklim dan pertumbuhan ekonomi yang ambisius dari pemerintahan Prabowo.
“Industri manufaktur memiliki potensi besar untuk memimpin Indonesia dalam mewujudkan target emisi karbon nol bersih, sembari mempertahankan perannya sebagai motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi,” ujar Luke.
“Kini, para pembuat kebijakan, pelaku bisnis, dan lembaga keuangan Indonesia harus menganalisis secara kritis tantangan yang ada, menerapkan solusi yang kuat dan adil, serta membangun landasan industri yang benar-benar berkelanjutan demi masa depan Indonesia,” pungkas Luke.