Jagat Satwa Nusantara Peringatin Turtle Day 2025

IndonesianJournal.id, Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional yang jatuh pada tanggal 22 Mei, serta Turtle Day yang diperingati setiap tanggal 23 Mei, Jagat Satwa Nusantara dengan bangga menyelenggarakan acara edukasi konservasi bertajuk “Lindungi Tempurung Nusantara”.
Sebagai lembaga konservasi eksitu yang memiliki koleksi taksa reptil, termasuk berbagai jenis kura-kura darat dan kura-kura air yang dapat dilihat secara langsung di Museum Komodo, Jagat Satwa Nusantara berkomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan satwa bercangkang ini yang semakin terancam di alam liar.
Penyu dan kura-kura, mereka memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka membantu menyuburkan terumbu karang, mengendalikan populasi ubur-ubur, dan menyebarkan benih tumbuhan di daratan. Kehilangan mereka artinya manusia turut kehilangan keseimbangan alam.
Acara ini tentunya akan menjadi momentum penting untuk mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk rekan-rekan konservasi, komunitas satwa, universitas, dan para mahasiswa, dengan bersama-sama berkontribusi dalam pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. Puncak acara juga akan diisi melalui talkshow inspiratif bersama drh. Yulyana Dewi, praktisi Reptile Medicine & Surgery, yang akan membahas pentingnya peran medis dalam konservasi reptil, ancaman terhadap kelangsungan hidup kura-kura dan penyu di Indonesia, serta langkah konkret yang bisa dilakukan oleh masyarakat dalam upaya pelestariannya. Para tamu yang hadir juga berkesempatan untuk menyaksikan peluncuran buku A-Z Tortoises & Turtles (Edisi Kedua) oleh drh. Yulyana Dewi.
Dalam sesi diskusi, drh. Yulyani menekankan bahwa tempurung kura-kura adalah bagian vital tubuh, bukan sekadar pelindung luar. Ia terhubung dengan saraf dan pembuluh darah—perlakuan kasar bisa menyebabkan stres atau trauma.
“Tempurung itu hidup. Kura-kura merasakan nyaman didalamnya, dan merasa sakit saat tempurungnya ditekan terlalu keras atau disakiti,” jelas drh.Yulyani.
Melalui kampanye “Lindungi Tempurung Nusantara”, Jagat Satwa Nusantara berharap dapat membangun kesadaran dan edukasi konservasi yang berkelanjutan, sehingga generasi mendatang masih dapat menyaksikan keindahan dan keunikan spesies bercangkang asli Nusantara. (dok, Yayok Indonesiasenang.com)