Koleksi 9 Desainer IFC Jakarta Chapter Di Senayan City Fashion Nation XIX

IndonesianJournal.id, Jakarta – Seperti yang menjadi ciri khas dari anggota Indonesia Fashion Chamber (IFC), 9 membernya yang ikut mengisi panggung busana Senayan City Fashion Nation XIX dengan kreasi khas masing-masing dengan memadukan wastra Indonesia dengan model yang lebih kekinian.
Yok intip karya kesembilan desainer IFC di Senayan City Fashion Nation XIX:
Lenny Agustin – URBAN ROMANTISM

Koleksi ini menegaskan bahwa kebaya tidak hanya milik seremoni tradisi, tetapi juga bisa masuk ke dalam ruang gaya hidup sehari-hari generasi baru. Sebuah narasi tentang dualitas perempuan modern: kuat sekaligus lembut, mandiri namun tetap merayakan sisi emosional dan estetikanya.

Denim, sebagai material yang lekat dengan budaya muda, street style, dan daya tahan, dipilih untuk merepresentasikan keteguhan dan jiwa progresif perempuan Indonesia masa kini. Sementara itu, bahan renda putih dan bordir bunga yang lembut menjadi aksen feminin, melambangkan kerapuhan yang indah, kasih sayang, dan sisi romantis.
Sepatu boots berbahan renda, kolaborasi desain Lenny Agustin dan Tegep Boots mempekuat kesan kuat dan lembut dari tema ini.
Wignyo X KPw Bank Indonesia Bengkulu – Wastra Bengkulu

Batik Sekundang yaitu sebuah Wastra Nusantara yang memukau dengan mengadaptasi dari kearifan lokal Bengkulu Selatan karya UMKM Batik Binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu. Batik Bengkulu yang ditampilkan terinspirasi dari flora atau fauna yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Serawai, yakni daun talas dan pakis adalah bagian dari kehidupan sehari-hari.

Tampilkan 20 look dalam desain yang terdiri dari ong dress, long pants, cape dan outerwear dengan penggunaan silhouettee tegas dan penempatan motif yang simetris dengan detail rufflle dan kerut guna memberi kesan dinamis dan memberikan kesan feminine elegant pada tampilan keseluruhan.
Menggunakan material berupa Wastra dari pengrajin Batik Binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, yakni La Terre, Swarnabumei, Oase Gallery, Peuy Batik di kombinasi menggunakan kain tenun dari Tenun Gaya by Wignyo.Untuk detailnya digunakan aksen berupa list dengan warna kontras dan detail kerut menggunakan kain salur bintik sebagai aksen detail guna mempertegas siluet pada busana.
NY by Novita Yunus – MIDNIGHT OBSIDIAN

Dalam gelaran ini, NY by Novita Yunus menampikan tema Midnight Obsidian terinspirasi dari Lurik , kain tenun bergaris tradisional dari Jawa, Indonesia, yang ditafsirkan ulang dengan sentuhan elegan modern. Koleksi ini memadukan Lurik dengan kain katun bermotif kotak-kotak dan motif geometris Pahikung yang geometris dari Sumba, Nusa Tenggara Timur, menyatukan wastra Nusantara dalam siluet kontemporer yang dramatis.

NING SANTOSO X BATIK SALAWAKU X THE PARIS MODA

Ning Santoso dengan brandnya, DECHANTIQUE menampilkan 11 look modest fashion: mulai dari casual santai, casual formal, hingga gaun pesta deluxe. Setiap rancangan memadukan filosofi Batik Salawaku dengan material premium modern, juga ditambah aplikasi dan payet serta hiasan makram benang di beberapa design sehingga melahirkan karya yang anggun sekaligus berkarakter.
Berkolaborasi dengan Batik Salawaku, Maluku Utara dan The Paris Moda, Ning Santoso menampilkan Warisan Negeri Para Raja Batik Salawaku terinspirasi dari sejarah heroik Kesultanan Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo yang bangkit melawan penjajah dengan parang dan salawaku. Motifnya merepresentasikan kekayaan alam Maluku Utara—pala, cengkeh, laut, hingga batu bacan—serta filosofi perjuangan yang tak pernah padam.


Sementara itu, sebagai bentuk dukungan atas upaya pelestarian warisan wastra Maluku Utara ini Ibu Wakil Gubernur Maluku Utara, Ibu Rusni Sarbin, yang tampil langsung sebagai Muse, bersama Trinia, Brand Ambassador Dechantique. Kehadiran keduanya menjadi simbol nyata sinergi antara budaya lokal dan dunia fashion modern.
Yanti Adeni – ENCHANTING BADUY

Material yang digunakan tentunya didominasi oleh Tenun Baduy, yang dikombinasi dengan berbagai bahan seperti, tile, satin silk, lace , chifflon, yang dilengkapi dengan ornament handmade bordir, berikut payet minimalis.

Yanti Adeni mengkreasikan Tenun Baduy menjadi busana siap pakai untuk berbagai agenda para Perempuan di era modern ini dalam nuanasa Encanthing Baduy. Sepuluh look yang dibawakan mewakili tiap agenda, dari bekerja hingga busana meet Gala :
2 look blazer sebagai inspirasi outfit bekerja (offlice style ),
2 look busana casual yang stylish untuk dipakai ke acara arisan, hangout dan resort outfit (berlibur). Terdiri dari rok A line, blouse, dan rompi Panjang.
2 look busana pesta yang bernuansa nasional, seperti kebaya, dan baju kurung melayu,
2 look busana pesta (dress) feminim yang colourful dengan cutteingan A line, hingga 2 look busana showbiz (grande) yang bisa dipakai untuk event televisi, Meet Gala, photoshoot, dan lainnya.

Material yang digunakan tentunya didominasi oleh Tenun Baduy, yang dikombinasi dengan berbagai bahan seperti, tile, satin silk, lace , chifflon, yang dilengkapi dengan ornament handmade bordir, berikut payet minimalis.
Shamara – Mutiara dari Timur

Keindahan kain tenun diangkat oleh Shamara dalam koleksi simple dan modern serta stylish yang bertema “Mutiara dari Timur”. Ragam motif yang digunakan adalah Tenun Pahikung dari Sumba Timur, NTT. Shamara menjadikannya pakaian fleksible untuk berbagai acara tanpa meninggalkan keindahannya.

Koleksi “Mutiara dari Timur” meliputi celana, atasan, cropped jacket serta outer panjang yang dikombinasikan dengan denim dan corduroy. Tampil dalam berbagai gaya dengan model yang simple, modern dan stylish diharapkan dapat digunakan oleh wanita-wanita modern masa kini untuk menebarkan keindahan Nusantara.
Chaera Lee x Wastra Batik Semarang – Laras Hati

Chaera Lee, yang berkolaborasi dengan Wastra Batik Semarang, menampilkan interpretasi baru batik Semarangan dalam format modestwear kontemporer. Koleksi ini mengusung tema: Laras Hati. Laras Hati – Keselarasan antara warisan tradisi dan semangat kemanusiaan, selaras dengan nilai kasih sayang yang menjadi inspirasi kolaborasi bersama dokter anak.

Dengan silhouette modern heritage, permainan layering sporty-feminin, serta paduan warna earthy beige, teal, dan aksen mustard, koleksi ini merepresentasikan semangat untuk menjembatani tradisi dan modernitas.
“Kami ingin memperlihatkan bahwa batik bukan hanya tentang masa lalu, melainkan bagian dari masa depan yang bisa dikenakan dengan bangga oleh generasi baru,” ujar Chaera Lee, desainer sekaligus founder brand.