x
News

Miris! Hanya Ada 10 Dokter Spesialis Jantung Anak Di Indonesia, Ribuan Pasien Mengantri

Miris! Hanya Ada 10 Dokter Spesialis Jantung Anak Di Indonesia, Ribuan Pasien Mengantri
  • PublishedSeptember 27, 2025

IndonesianJournal.id, Jakarta – Menyambut Hari Jantung Sedunia yang jatuh pada 29 September 2025 mendatang, Yayasan Jantung Indonesia (YJI) bersama para dokter ahli penyakit jantung RS Jantung Harapan Kita Jakarta menggelar acara Hospital Visit Exclusive : Menyaksikan Transformasi Harapan Bagi Pasien Penyakit Jantung Bawaan pada Rabu, 24 September 2025 di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta Barat.

Pada kesempatan kali ini, awak media, termasuk tim redaksi Indonesian Journal, yang hadir diajak turut serta mengunjungi beberapa pasien anak yang menderita berbagai masalah Penyakit Jantung Bawaan. Diharapkan pihak-pihak terkait seperti Kementerian Kesehatan RI juga memberikan dukungan dan partisipasi lebih untuk menghadapi penyakit nomor satu di dunia ini.

Banyak fakta yang harus dihadapi oleh masyarakat dalam mengatasi penyakit jantung ini. Keterbatasan biaya, tidak dicovernya pelayanan jantung oleh BPJS untuk beberapa kasus, serta keterbatasan alat dan jumlah dokter spesialis jantung anak menjadi hal yang tidak bisa lagi disepelekan.

Dalam acara yang berlangsung kurang lebih selama dua jam ini terungkap, hingga saat ini jumlah dokter spesialis jantung anak hanya berjumlah 10 orang di seluruh Indonesia, di mana 6 dokter bertugas di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Hal ini mengakibatkan ribuan antrian penanganan, yang bahkan membuat pasien harus rela menunggu hingga 2 tahun. Tentunya hal ini amat sangat jauh dari yang diharapkan. Hingga saat ini tercatat 50.000 bayi lahir di Indonesia dengan kelainan jantung bawaan setiap tahunnya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dr.dr. Iwan Dakota Sp.JP(K), MARS, Direktur Utama RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
“Baru 5.000 anak bisa tertangani sampai saat ini, sebagian ke sini (RS Jantung Harapan Kita), RSCM dan Jakarta Heart Center. Kenapa di sini? karena hanya di sini yang memiliki dokter bedah jantung untuk bayi baru lahir. Kita ingin jelaskan kepada masyarakat bahwa kasus penyakit jantung cukup tinggi, terutama pada anak. Sekarang ada 2.000 anak lebih untuk antrian operasi. ” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan terimakasih atas bantuan dari Yayasan Jantung Indonesia yang dipimpin oleh Annisa Pohan Yudhoyono ini. Harapannya, akan banyak sosialisasi kesehatan jantung di setiap organisasi dan pemerintahan terkait untuk membantu mengurangi dan mengatasi masalah kesehatan jantung.

“Kami berusaha untuk bisa membantu anak-anak dengan penyakit jantung bawaan. Dokter Iwan sudah menjelaskan, 50.000 anak lahir setiap tahunnya dengan kelainan jantung bawaan. Baru 5.000 yang tertangani, yang 45.000 anak kemana? Inilah yang menjadi alasan kami untuk membantu, karena anak-anak adalah harapan orang tua dan bangsa tentunya. Jika mereka tak bisa terbantu, maka akan sia-sia.” papar Iwet Ramadhan Ketua Bidang Komunikasi Yayasan Jantung Indonesia.

“Gaya hidup yang berhubungan dengan kebersihan, ekonomi, dan malas bergerak menjadi masalah serius. Generasi sekarang tidak sadar akan penyakit jantung dan cardiovascular. YJI memiliki campaign Panca Usaha Jantung Sehat, di mana memiliki misi untuk meningkatkan awareness jantung sehat, memperjelas regulasi dan bekerjasama dengan para stakeholders. Kita memiliki Komunitas Jantung Sehat di berbagai daerah dan masih banyak lagi.” jelas Iwet melanjutkan.

Mulai tahun 2026, YJI akan mengaktifkan program screening penyakit Jantung Rematik untuk anak-anak. Program screening akan berlangsung di 4 provinsi yang berada di bawah garis kemiskinan. Selain itu, YJI juga sedang mengusahakan program untuk pengobatan yang lebih terjangkau untuk penyakit Jantung Rematik, aturan rokok elektrik, masalah undang-undang penjualan rokok kepada anak di bawah umur dan mendorong Kementerian Kesehatan untuk mengadakan screening lebih banyak di sekolah, seminar dan didukung oleh para stakeholders.(intan. photo intan)

Written By
Tim Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!