IndonesianJournal.id, Jakarta – Sekuel horor yang ditunggu-tunggu, Five Nights at Freddy’s 2, akhirnya rilis, setelah kesuksesan film pertamanya yang diadaptasi dari video game viral. Universal Studio menutup tahun 2025 ini dengan peningkatan teror dan eksplorasi mendalam tentang asal-usul Freddy Fazbear’s Pizza yang kelam.
Film ini kembali menghadirkan mantan penjaga keamanan Mike (Josh Hutcherson) yang berusaha keras melindungi adik perempuannya, Abby (Piper Rubio). Kebenaran mengerikan tentang animatronik di Freddy Fazbear’s Pizza menjadi fokus cerita. Namun, di sinilah kenakalan teruji menjadi teror. Kenekatan Abby sebagai anak kecil memicu serangkaian kejadian tak terduga sekaligus membuka tirai di balik asal-usul Freddy yang paling jahat.
Peran Piper Rubio dan Josh Hutcherson yang muncul kembali pada sekuel ini menghadirkan kekacauan maskot yang familier. Intensitas kengerian pada kisahnya memang bertambah tinggi, meskipun dibayangi perdebatan rating yang sama dengan pendahulunya.
Salah satu poin utama yang menjadi sorotan bagi para penggemar garis keras adalah keputusan sekuel ini untuk mempertahankan rating “PG-13”. Rating ini sama dengan film tahun 2023. Banyak penggemar yang merasa sudah dikhianati setelah sebelumnya muncul janji perbaikan pada sisi “kurangnya darah dan kengerian” di sekuel pertama.
Dalam konteks adaptasi video game, film ini berhasil menyerap dan meningkatkan elemen creep factor dari materi sumbernya. Untuk meningkatkan faktor mengerikan, sutradara Emma Tammi memunculkan karakter-karakter baru ke dalam daftar animatronik yang menakutkan. Selain maskot yang terlihat lebih “metalik” dan kurang ramah untuk dipeluk, perhatian khusus diberikan pada karakter robot anak-anak baru yang menyeramkan.
Secara keseluruhan, Five Nights at Freddy’s 2 tampaknya berhasil meningkatkan ketegangan dan elemen horornya, memenuhi aspek skenario yang lebih menantang dari game sekuel. Namun, kepuasan audiens akan sangat bergantung pada seberapa baik film penutup tahun milik Universal Studio ini berhasil menghadirkan teror yang dijanjikan dalam batasan rating PG-13 yang tetap kontroversial. (Kr)




