Tampil Monolog Dan Tari, Asmara Abigail Jadi Bagian Perayaan 75 Tahun Hubungan Indonesia-Prancis
IndonesianJournal.id, Jakarta – Seni merupakan salah satu hal dalam kehidupan yang sangat fleksibel keperuntukannya. Sering sekali seni dijadikan simbol-simbol yang mewakili sendi-sendi kehidupan, salah satunya dijadikan simbol persahabatan dua negara yang berada di belahan dunia yang berbeda, Indonesia-Prancis.
Bertempat di Auditorium Institut Francais d’Indonesia (IFI) di bilangan jalan Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis (17/10). Asmara Abigail tampil bermonolog dan menari dalam naskah “The Impossible Shadow: A Rhythm of Dance And Dialogue With Ratna Mohini.
Karya ini merupakan sebuah penghormatan kepada Ratna Mohini, seorang penari Jawa dan muse atau sumber inspirasi kreatif dari Henri Cartier-Bresson yang pada kesempatan yang sama merilis bukunya dengan judul “Indonésie, lumières inouïes” – Indonesia, Cahaya yang Mempesona.
Asmara sendiri berhasil menghidupkan tokoh dalam monolognya. Perubahan emosi wajah dengan tutur bahasa Indonesia dan Prancis yang diselang-seling namun tidak mengganggu performa Asmara secara keseluruhan. Bahkan Asmara tampil dengan cukup ekspresif tidak hanya pada mimik, tapi juga bahasa tubuhnya.
Bersamaan dengan pementasan Monolog dan tari yang menjadi bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Prancis dan Indonesia ini juga dilaksanakan peluncuran buku “Indonésie, lumières inouïes” – Indonesia, Cahaya yang Mempesona, karya Henri Cartier-Bresson, dan juga pameran seni dengan judul ‘The Imposibble Shadow’, karya Ratna Mohini.
“Selama lebih dari 150 tahun pertukaran budaya dan ilmiah antara Prancis dan Indonesia telah berkembang, jauh sebelum dimulainya hubungan diplomatik bilateral yang saat ini diperingati sebagai tahun yang ke 75,” mengutip dari rilis IFI yang diterima tim redaksi Indonesian Journal sehari sebelum perhelatan ini.
Hubungan intelektual, seni dan ilmiah antara edua negara ini, digambarkan dalam buku yang dirilis dalam dua bahasa dan dibagikan secara gratis bagi semua undangan yang hadir di kantor IFI.
Buku ini menjadi bukti hubungan yang mendalam antara Prancis dan Indonesia, sebuah kedekatan yang tidak terhalang oleh jarak, fisik.
‘