IndonesianJournal.id, Jakarta – Kemeriahan ulang tahun Jakarta yang ke-497 baru saja selesai berlalu. Hampir semua elemen masyarakat ikut memeriahkannya dengan berbagai cara, termasuk dengan cara pelestarian budaya asli Betawi.
Adalah Galeri Indonesia Kaya yang menggelar pertunjukan lenong Betawi dengan menampilkan kelompok lenong Sinar Norray dengan bintang tamu Mandra, Sabtu (22/6) Mengambil tema yang saat ini banyak terjadi di masyarakat, dengan judul ‘SERIBU AKAL SI GEDE BOONG‘, bercerita tentang suami istri yang terlilit hutang dan ketika ditagih pura-pura mati. Suami istri ini tidak tau, kalau tempat mereka berhutang ternyata suami istri juga.

Dalam wawancara usai pertunjukan, Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya mengungkapkan, “pada setiap ulang tahun Jakarta, Kami memang memberikan kesempatan kepada kelompok kesenian Betawi untuk mengisi panggung Galeri Indonesia Kaya, salah satunya ke Sinar Sinorray ini. Waktu Mpo Nori masih ada, biasanya beliau yang mengisi, nah kali ini Kami mengundang Bang Mandra untuk ikut tampil hari ini.”
Masih menurut Renitasari, pihak Galeri Indonesia Kaya hanya menentukan tema, “tema kali ini bagaimana orang tua harus memberikan contoh yang baik buat anaknya, supaya anaknya bisa tumbuh jadi orang yang baik juga. Jangan sampai koruptor. Selain itu pesan yang ingin disampaikan, agar masyarakat tidak lupa dengan akar budayanya,” tambah Renitasari.
Sinar Norray (SiNorray) sendiri merupakan gabungan dari kata sinar dan Norray, nama panggilan panggung (Almh) Ibu Hj. Nori, yang terkenal dengan nama Mpok Nori. Berdirinya sejak 1995, kelompok lenong ini berawal dari ketidaksengajaan yang kemudian berlanjut menjadi wadah seni Betawi tradisional. Dipimpin oleh Mpok Nori, Sinar Norray mulai melakukan pementasan Lenong betawi. Seiring berjalannya waktu, sanggar Sinar Norray mulai menyajikan berbagai pertunjukan kesenian Betawi seperti tari dan musik. Setelah ditinggal selama-lamanya oleh Mpok Nori, Sinar Norray dipimpin oleh Mpok Engkar Karmilasari. Pada tahun 2015, SiNorray merilis sebuah album yang mengaransemen ulang lagu-lagu gambang kromong Betawi dengan sentuhan tradisi modern.