Trio Jazz Prancis “ROUGE” Meriahkan Festival Jazz di Indonesia pada Juli-Agustus ini
IndonesianJournal.id, Jakarta – Sebagai bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Prancis-Indonesia dan untuk mempererat kerja sama budaya antara kedua negara, trio jazz kontemporer Prancis, ROUGE, menggelar konser dan lokakarya di enam kota besar di Indonesia mulai 19 Juli hingga 2 Agustus 2025. Program ini diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Prancis – Institut français Indonésie (IFI) dengan dukungan dari berbagai mitra lokal dan internasional, seperti Association Jazz Croisé/AJC (jaringan profesional Jazz Prancis), Forum Jazz Indonesia, Jazz Gunung, Ubud Village Jazz Festival, Centre national de la musique/CNM (Pusat Nasional Musik Prancis), dan Société des auteurs, compositeurs et éditeurs de musique/SACEM (Asosiasi Penulis Lagu, Komposer dan Penerbit Musik Prancis).
Setelah Jakarta pada tanggal 19 Juli (lokakarya dan konser sebagai bagian dari Jazz Summit yang diselenggarakan di IFI Jakarta), Rouge akan menuju kota kembang, Bandung, dengan konser di The Papandayan Hotel Bandung pada tanggal 20 Juli. Pada tanggal 22 Juli, ketiganya akan menggelar konser di Whiz Luxe Hotel Surabaya sebelum tampil di Jazz Gunung Bromo pada tanggal 25 (lokakarya) dan 26 Juli (konser). Yogyakarta akan menyambut para musisi ini pada tanggal 28 Juli dengan jam session di Jazz Mben Senen Yogyakarta dan konser di ArtJog Yogyakarta Contemporary Art Festival pada tanggal 29 Juli. Tur ini akan diakhiri dengan konser di Ubud Village Jazz Festival, Bali, pada tanggal 2 Agustus.
ROUGE, trio jazz kontemporer Prancis yang terdiri dari Madeleine Cazenave (piano & komposer), Sylvain Didou (double bass) dan Boris Louvet (drum & elektronik), dibentuk pada akhir tahun 2018. Sejak saat itu, mereka menarik perhatian publik sebagai bagian dari gelombang baru jazz Prancis. Dengan pendekatan musik yang atmosferis dan kontemplatif, ROUGE menciptakan suara yang menggabungkan jazz, musik klasik abad ke-20, dan pop-folk modern. Album terbaru mereka, Vermeilles (2024), telah dipuji oleh media spesialis seperti Jazz Magazine, FIP dan France Musique sebagai karya yang emosional, berani dan sangat estetis.
Jazz sendiri sangat populer di Prancis sejak diperkenalkan oleh Sekutu Amerika selama Perang Dunia Pertama (1914-1918). Musik ini kemudian berkembang di radio dan klub-klub, terutama di Patis di distrik Montmartre, tempat yang kemudian menarik banyak musisi Afro-Amerika yang melarikan diri dari segregasi di Amerika Serikat. Nada dan nilai-nilainya terus menginspirasi kancah musik kontemporer muda. Dari Django Reinhard hingga Michel Petrucciani, Stephane Grapelli, Michel Legrand dan Didier Lockwood, Prancis adalah rumah bagi beberapa nama besar jazz dunia.
