Universitas Negeri Jakarta Fasilitasi Guru SD Untuk Penggunaan Portofolio Digital
IndonesianJournal.id, Jakarta – Melalui salah satu kegiatannya nyata ke masyarakat, Uiversitas Negeri Jakarta (UNJ), menggelar kegiatan yang bertujuan memfasilitasi guru-guru sekolah dasar (SD) untuk melakukan transformasi asesmmen autentik dan budaya refleksi yang berbasis pada portofolio digital.
Tranformasi ini dirasa perlu untuk menjawab kemajuan teknologi yang membawa banyak perubahan dalam dunia pendidikan saat ini. Dimana era digtal ini guru tidak hanya dituntut untuk sekedar menguasai materi, tapi juga harus dapat mengintegrasikan teknologi untuk meningkatkan kualitas dari asesmen, refleksi dan komunikasi pembelajaran.
Menurut Dr. Cecep Kustandi selaku ketua pelaksana menyampaikan bahwa portofolio digital dalam implementasinya di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan.
“Oleh karena itu, pelatihan penggunaan portofolio digital ini menjadi transformasi asesmen di era digital. Aplikasi portofolio digital yang diperkenalkan adalah Seesaw yang memungkinkan guru, siswa dan orang tua untuk mendokumentasikan, berbagi dan merefleksikan proses belajar secara real time,” ungkap Cecep pada siaran persnya yang diterima tim redaksi Indonesian Journal pada Rabu (26/11).
Program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di SD Negeri Jakasetia IV, Kota Bekasi, berupaya menjawab tantangan tersebut. Melalui pendekatan sosialisasi, pelatihan, implementasi, pendampingan, dan evaluasi, guru didampingi untuk memanfaatkan Seesaw sebagai portofolio digital yang memuat rencana pembelajaran, praktik mengajar, dan refleksi tertulis. Pendekatan ini memungkinkan guru untuk menginternalisasi siklus experiential learning.
Prof. Dr. Durotul Yatimah, Guru Besar Fakultas Ilmu Pendidikan yang juga anggota kegiatan PKM, menambahkan bahwa portofolio digital berfungsi sebagai wahana untuk mendokumentasikan proses belajar mengajar sekaligus memicu transformasi pedagogi.
“Selain berimplikasi pada level individu, integrasi Seesaw juga mendorong terbentuknya komunitas praktik guru di sekolah. Fitur komentar dan berbagi artefak memfasilitasi dialog sejawat, yang sejalan dengan literatur tentang professional learning communities sebagai salah satu mekanisme peningkatan mutu guru,” tutup Durotul.