IndonesianJournal.id, Jakarta – Galeri Indonesia Kaya tidak ada habisnya berupaya mengangkat seni budaya Indonesia dalam bentuk seni pertunjukan sebagai bukti komitmen dari Djarum Foundation dalam pelestarian budaya Indonesia. Seperti yang pertunjukan yang digelar di auditorium Galeri Indonesia Kaya pada Sabtu, (23/3) mengangkat budaya khas Jawa Barat dalam bentuk drama dan tari.
Menghadirkan pertunjukan Drama Tari bertajuk Nyimas Kawung Anten, Pertunjukan yang berdurasi 60 menit ini menampilkan Jaipongan yang menjadi ciri khas Jawa Barat, yang dimeriahkan oleh Padepokan Jugala Raya, Denada dan juga Dewi Gita.

Pertunjukan Nyimas Kawung Anten sendiri merupakan penggambaran sosok seorang wanita yang dengan keteguhan dan kesetiaan yang tangguh dalam menghadapi dan menyikapi segala macam dinamika hidup dan kehidupan. Hal ini bisa terjadi karena diwujudkan dengan penuh perjuangan secara nyata pada kehidupannya dengan penuh keyakinan dan kecintaannya terhadap apapun yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
Senada dengan Denada, Dewi Gita mengungkapkan, “Tari Jaipongan merupakan salah satu tari yang sudah saya pelajari sejak kecil. Setelah sebelumnya di bulan Desember, saya diberi kesempatan oleh Indonesia Kaya untuk menarikan tari Jaipongan ke hadapan para penikmat seni di Sukabumi, kali ini, saya kembali diberi kepercayaan untuk kembali menari ke hadapan para penikmat seni di Galeri Indonesia Kaya bersama Denada dan juga Padepokan Jugala Raya yang sudah hampir selama setengah abad senantiasa mengenalkan, mengajarkan dan menampilkan tari Jaipongan. Senang rasanya bisa melestarikan tari Jaipongan dengan ikut menarikannya ke hadapan para penikmat seni yang memenuhi Galeri Indonesia Kaya. Semoga penampilan kami dapat mewarnai akhir pekan para penikmat seni.”
Padepokan Jugala Raya didirikan pada 1976 oleh Bpk Gugum Gumbira (Alm), Maestro Tari Jaipongan dan istrinya Ibu Euis Komariah (Alm), penyanyi Cianjuran. Sepeninggalan keduanya, putrinya Mira Tejaningrum Gumbira meneruskan upaya pelestarian tari Jaipongan.